GIZI ANAK

>> Jumat, 20 Februari 2009

Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan : 
Bayi mulai disusukan sedini mungkin, 3 jam setelah lahir. Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand). Hindari pemberian makanan tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. (4)
Vitamin A 1500 SI dan D 400 SI mulai diberikan umur 2 bulan. Pada golongan sosioekonomi rendah, jika gizi ibu kurang dan makannya kurang bergizi, boleh dimulai umur 1 bulan. (1)

Buah-buahan dianjurkan mulai diberikan pada umur 3 bulan, BB minimal 4,5 kg dan tidak ada diare. Jenis buah yang diberikan bisa pisang atau pepaya (60 gr) dalam bentuk dihaluskan, air jeruk atau sari tomat (50-60 ml). Buah mengandung provitamin A dan vitamin C, mineral dan sedikit kalori. (1)

Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat yang pertama dengan pada bayi dengan BB kurang lebih 6 kg, yaitu bubur susu yang dapat dibuat dari tepung (beras atau jagung), susu dan gula. Tujuan pemberian makanan padat mulai 4 bulan antara lain :

  1. Puncak produksi ASI pada bulan ketiga, sesudahnya produksi akan menetap atau menurun.
  2. Kebutuhan bayi semakin meningkat untuk pertumbuhan dan aktivitasnya.
  3. Merupakan persiapan atau adaptasi untuk menyapih (beberapa minggu.
  4. Melatih gusi dan gigi bayi untuk mengunyah.

Waktu untuk memberikan makanan lunak dapat dipilih yang sesuai, misalnya jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira-kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa-apa. Dengan demikian bayi menyusui sesuai dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah-buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu waspada terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur ditangguhkan.(4)

Bayi umur 5-6 bulan :
Dapat diberikan 1 kali bubur susu sehari, 1 kali nasi tim, buah-buahan, biskuit dan telur. Nasi tim dapat dibuat sendiri dengan memasak 50 gr nasi. 50 gr sayur (wortel/bayam), 25 gr hati (tahu / daging) dan 250 ml air, lalu disaring. Bila terlalu merepotkan, tersedia nasi tim instant antara lain: Nestle, SUN, Nutricia, Promina, dan lain-lain. (4)
Selama masa bayi nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung serat-serat yang dapat mempersulit pencernaan.(4)

Umur 6-10 bulan : 
Bubur susu diberikan sekali sehari yaitu pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya sekitar jam 09.00, dan pada siang harinya dapat diberikan nasi tim, sebagai makan siang, sekitar jam 13.00. Pada sore hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 - 18.00, dapat dipilih apakah akan memberikan nasi tim atau bubur susu.(1)
Pengaturan makan yang berhasil pada masa bayi mempermudah pengaturan makan pada usia selanjutnya. Pada akhir masa bayi, bayi telah dibiasakan menerima makanan padat 3 kali sehari, yaitu pada waktu pagi (makan pagi), siang (makan siang) dan sore atau malam (makan malam). Selama masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah dimasak matang atau setengah matang atau dimakan bersama-sama dengan nasi tim. (4)

Makanan Buatan

Memberikan makanan buatan hanya dibenarkan bila menyusukan tidak dapat dilaksanakan, karena :

  1. Terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk menyusukan.
  2. Produksi ASI sangat kurang atau tidak ada. Indikasi ASI sudah berkurang: 
    • Anamnesis, apakah bayinya menangis setelah disusui, atau apakah ibu merasa ketegangan payudaranya berkurang.
    • Obyektif, dengan menimbang bayi sebelum dan sesudah disusui apakah ada kenaikan BB,    atau peras ASI dan takar selama 1 hari.
    • Follow Up, apakah pertambahan BB bayi tidak memadai.
  3. Ibu tidak punya kesempatan karena untuk pekerjaannya harus meninggalkan rumah jangka  waktu lama.

Kebanyakan makanan untuk menggantikan ASI dibuat dari susu sapi. Hampir semuanya terdapat dalam keadaan bubuk, hanya memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum diberikan kepada bayi. (4)

Makanan pengganti ASI dapat dikelompokkan sebagai berikut : (4)

  1. Menurut rasanya : manis dan asam. Contoh pengganti ASI yang manis ialah susu sapi yang diencerkan sendiri, SGM, S-26, Morinaga manis, Isomil, Enfamil, Vitalac, dan lain-lain. Contoh pengganti ASI asam ialah Camelpo-2, Eledon, Dumex, Cap Bendera Asam.
  2. Menurut pH cairan : diasamkan (acidified, acidulated) dan tidak diasamkan (non acidified, non-acidulated). Contoh dan sifat serupa dengan pengganti ASI asam yang manis dan asam.
  3. Menurut kadar nutrien : pengganti ASI rendah laktosa, misalnya Almiron Isomil, Sobee, Nutramigen. Pengganti ASI rendah lemak misalnya Eledon, pengganti ASI dengan lemak yang terdiri dari asam lemak dengan rantai C8-10, misalnya Portagen.
  4. Menurut bahan atau sumber protein : Pengganti ASI dari kacang kedele, misalnya Sobee, Isomil. Umumnya pengganti ASI dari bahan makanan yang tidak berasal dari susu digunakan untuk bayi yang alergi terhadap susu ibu atau susu sapi.
  5. Menurut maksud penggunaan : pengganti ASI yang dimaksudkan untuk menggantikan peranan ASI atau untuk melengkapi kekurangan ASI dan Pengganti ASI yang dimaksudkan untuk diet dalam pengobatan penyakit metabolik bawaan (inborn error of metabolism), misalnya Lofenalac untuk bayi dengan fenilketonuria, Portagen untuk bayi dengan gangguan pencernaan lemak (pada kistik fibrosis), Nutramigen, Sobee, Isomil untuk bayi dengan galaktosemia dan sebagainya.
  6. Selanjutnya ada penggolongan berdasarkan komposisi nutrien yaitu Adapted Formula yang mempunyai komposisi nutrien serupa ASI (contohnya Vitalac, S-26, Nutrilon) dan Complete Formula yaitu formula lain yang mengandung lengkap nutrien (contohnya SGM, Lactogen, Enfamil, Morinaga).

Kebanyakan bayi yang mengkonsumsi Susu Formula sebelum usia 6 bulan, menderita penyakit Alergi Susu Sapi (Cow's Milik Allergy). Gejala klinis yang paling sering ditemukan adalah batuk kronis dan berulang, diare, dermatitis atopik, urtikaria, dan rhinitis alergi. Gejala-gejala ini muncul sebelum usia 1 tahun. Hal ini seharusnya memberikan kesadaran bagi ibu-ibu yang masih memiliki banyak ASI agar tidak menghentikan menyusui bayinya. (2)


Pengaturan makan dengan Pengganti ASI
Mengenai tahap-tahap peningkatan dalam pengaturan makan, jadwal waktu makan untuk makanan pelengkap dan vitamin tidak ada perbedaan dengan pengaturan makan dengan pemberian ASI / menyusukan. Perbedaan pokok ialah pemberian susu non-ASI sebagai ganti untuk disusukan. Bayi diberi pengganti ASI dengan botol susu atau dengan sendok (lazimnya diberikan dengan botol susu). Jumlah pengganti ASI yang harus diberikan harus diperhitungkan menurut kebutuhan nutrien, terutama kalori dan cairan. (4)
Bila pengganti ASI diberikan dengan tujuan untuk melengkapi ASI (mixed-feeding), hendaknya diberikan dengan sendok atau gelas saja agar tidak mengganggu proses menyusu yang dapat merugikan laktasi lebih lanjut. (4)

Jumlah pengganti ASI yang dihidangkan, untuk: (4)

  1. Umur 2 minggu - 2 bulan :100 - 120 ml/kali minum
  2. Umur 2 - 3 bulan :120 - 140 ml/kali minum
  3. Umur 3 - 4 bulan :140 - 160 ml/kali minum
  4. Umur 4 - 5 bulan :160 - 200 ml/kali minum
  5. Umur 5 - 6 bulan : 200 - 220 ml/kali minum Umur 6 bulan keatas : 200 - 250 ml/kali

Makanan Anak Sehat

Anak dikelompokkan berdasarkan umurnya dalam 4 golongan umur, yaitu : golongan anak prasekolah (1 - 3 tahun), golongan anak sekolah (4 - 12 tahun), dan golongan remaja (12 - 18 tahun). Di antara golongan umur tersebut terdapat perbedaan mengenai kebutuhan nutrien, kemampuan menerima makanan, kecepatan tumbuh dan aktivitas. Akan tetapi pada umumnya kepada mereka telah dapat diberikan jadwal waktu makan yang serupa, yaitu 3 kali makan dan diantaranya dapat diberikan makanan kecil (snack).(4)

Makanan untuk anak dianjurkan terdiri dari : (4)

  1. Makanan pokok, yaitu sumber kalori, misalnya roti, nasi, jagung, ketela, sagu, ubi jalar.
  2. Lauk pauk, terdiri dari :  Sumber protein hewan ---> telur, daging, ikan.  
    Sumber protein nabati ---> kacang-kacangan, seperti kacang kedele, kacang hijau, kacang merah; sayuran hijau atau berwarna, misalnya bayam, tomat, wortel; bahan makanan yang telah diproses terlebih dahulu, misalnya tahu, tempe.
  3. Buah-buahan, sumber vitamin A dan C, misalnya jeruk, pisang, pepaya.
  4. Tambahan susu 2 kali sehari, yaitu 250 ml setiap kali minum. Waktu makan lazim disebut dengan makan pagi, makan siang dan makan malam. Waktu makan untuk makanan kecil (snack) ialah jam 11.00 dan jam 16.00 (4).

Golongan umur 1 - 3 tahun

Anak dalam golongan umur ini sangat rentan terhadap penyakit gizi. Angka tertinggi untuk morbiditas penyakit defisiensi vitamin A dan malnutrisi energi protein (MEP) terdapat dalam golongan umur ini. (4) Gigi susu telah lengkap pada umur 2-2,5 tahun, akan tetapi belum dapat digunakan untuk mengerat dan mengunyah makanan yang keras. Terutama untuk golongan 1 - 2 tahun masih perlu diberikan nasi tim meskipun tidak perlu disaring. Mereka perlu diberikan makan terpisah dengan waktu makan anak besar dan anggota keluarga yang lain untuk menghindarkan pengaruh kurang baik. Mereka sudah boleh diajari mencoba, mencicipi, makanan yang lunak, tidak pedas dan tidak merangsang. Pemberian gula-gula (permen) yang terlalu banyak mengandung karamel dihindarkan atau sangat dibatasi untuk menjaga karies (gigi berlubang). (4) Kebutuhan nutrien relatif kurang. Pertumbuhan lambat, aktifitas mulai banyak, masih rawan terhadap penyakit gizi dan infeksi. Waktu makan boleh bersama-sama dengan orang dewasa. Mereka telah dapat memilih makanan dan makan sendiri. (4)

Golongan umur 7 - 12 tahun

Mengenai kebutuhan nutrien perlu diperhatikan kebutuhan kalori yang lebih banyak karena mereka telah lebih banyak melakukan aktifitas jasmani. Gigi susu berangsur-angsur tanggal dan kemudian gigi permanen mulai lengkap. (4) Sebelum pergi ke sekolah perlu makan pagi yang cukup untuk menghindarkan kemungkinan hipoglikemi. Mereka mungkin jajan di luar yang dapat mengakibatkan gangguan pencernaan. Akan tetapi mereka sudah cukup mempunyai daya tahan terhadap penyakit gizi dan infeksi. (4)

DAFTAR PUSTAKA

  1. dr, Lisal, DSA (K). 1999. Nutrisi, dalam : Catatan Kuliah Ilmu Gizi Anak. Makassar.
  2. WE, Nelson. Pemberian Makan Bayi dan Anak, dalam : Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, Vol. 1. Jakarta : EGC.
  3. Siregar, SP., dkk. 1999. Clinical Features and Specific IgE. In Babies and Children With Cow's Milik Allergy, dalam : Paediatrica Indonesiana-Journal Of The Indonesian Society Of  Pediatricians, vol. 39. Jakarta : FKUI.
  4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Pengantar Makan untuk Bayi dan Anak Sehat dalam : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedia.

0 komentar:

    © Dunia Anak. Friends Forever Template by Emporium Digital 2009

Back to TOP